Skip to content
  • poemuse.id@gmail.com
Poemuse Indonesia
  • Home
  • About
    • Background
    • Profile
  • Performance
    • 2017
    • 2016
  • Collaboration
    • Artistic & Production
    • Sponsors & Partners
    • Support Us
  • Press
  • Blog
  • Album
  • Contact

Artistic & Production

Lunalda Kanzeila

Bagi Luna, fotografi adalah hobi yang ditekuni di sela-sela profesi sebagai arsitek di studio arsitek SAB Indonesia yang didirikan tahun 2011 bersama dengan rekan-rekannya semasa kuliah di ITB.

Ia memulai petualangannya dengan kamera sejak 2004 ketika duduk di bangku kuliah prodi Arsitektur ITB. Ketertarikannya pada dunia fotografi mendorongnya untuk aktif di komunitas fotografi Jepret Arsitektur ITB. Setelah menjuarai Lomba Foto Planosphere pada 2005, ia semakin mencintai dunia fotografi dan terus menekuninya hingga sekarang. Karyanya antara lain terpilih ikut Pameran Foto PAF “Bandung Through Our Eyes” di tahun 2015. Luna termasuk saksi yang menyaksikan dari awal kemunculan Poemuse sejak 2016. Bersama Poemuse, ia tak hanya mendokumentasikan proses, tapi juga membuat karya dalam bentuk pameran fotografi yang menginterpretasi sajak di setiap pertunjukan Poemuse.

Kennya Rinonce

Kennya Rinonce aktif berkesenian sejak studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB, Bandung. Bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitas Teater EPIK, Ia secara berkala menelurkan beberapa nomor pementasan seperti NEST (2011), Mendiang Republik (2012), dan TARAKSA (2013). Ketertarikannya pada seni pertunjukan semakin menjadi ketika dinyatakan lulus sebagai Sarjana Desain (2013). Bersama Merchant of Emotion (MOE), rumah produksi pengembangan konten untuk medium layar dan panggung, Ia banyak melahirkan karya teater dan tari kontemporer multimedia yang telah ditampilkan di Bandung dan Jakarta. Beberapa di antaranya adalah Sunset Deity (2015), RATIMAYA:Sarasvati (2015), COLORLAPSE (2015), dan sebuah pagelaran Dramatic Reading: Sunset Deity sebagai rangkaian dari perhelatan Printemps Français (2015). Pengalamannya kian bertambah ketika Ia ikut serta sebagai seniman muda terpilih dalam kegiatan Sasikirana Dance Camp 2015 dan secara aktif mengikuti pelbagai kegiatan setelahnya, berupa NuArt Dance Lab dan pembukaan pameran Mulat Sarira Nagri Parahyangan (2016). Terus berpartisipasi secara aktif dalam berbagai peran, seperti pemain, penari, pengisi suara, tim artistik, penulis, koreografer, sutradara, dan produser; membuat perempuan pecinta tari-tari klasik tradisional sekaligus broadway ini semakin percaya bahwa seni pertunjukan Indonesia adalah juga milik, dari, dan untuk para generasi mudanya. Berkolaborasi bersama Poemuse Indonesia, Kennya terlibat sebagai sutradara Senandika.

Tatjana Dabita

Tari dan fotografi adalah dua hal yang Dabita geluti sejak kecil. Ia mulai masuk akademi tari sejak balita; mulai dari ballet, jazz ballet, hiphop, hingga kontemporer dan berusaha untuk tidak akan pernah berhenti hingga sekarang. Menginjak usia remaja Dabita menggandeng minat baru dalam bidang fotografi, baik digital maupun analog. Semasa sekolah di Jakarta, Dabita bergabung dengan Namarina dan Gigi Art of Dance yang kemudian terhenti sesaat demi melanjutkan studi di Studio Intermedia – Seni Rupa ITB.

Sebagai mahasiswi Seni Rupa Intermedia, Dabita sering berkarya dengan medium fotografi dan video yang kemudian diulik menjadi karya media campur, tak lupa dengan unsur performatif. Kami Punya Cerita #12 dengan kelas fotografi Tobucil, Video Mapping Team bersama Interakta untuk SEMWORKNAS ALSA Indonesia, adalah beberapa proyek di mana ia ikut terlibat. Ia juga memamerkan karyanya di Getok Tular #2. Bersama Poemuse di Senandika, Dabita terlibat sebagai Tim Kreatif.

Sarah Suherman

Sarah adalah mahasiswa tingkat akhir seni rupa yang memiliki hobi membuat film dan menari. Sarah Suherman yang biasa dipanggil suhe ini pertama menggeluti tari modern atau street dance di tahun 2011 dan sering mengikuti dance competition antar SMA atau umum sampai tahun 2015.

Sejak Sekolah Menengah Pertama, Sarah sudah menyukai Fotografi Jurnalistik lalu saat tahun pertama menjadi mahasiswa seni rupa, dia mulai belajar Videografi, Film, dan Dokumentasi. Itu pun yang membawa Sarah menjadi terlibat dalam pembuatan beberapa film-film adaptasi di Indonesia, seperti Danur karya Risa Saraswati, Baracas, dan Dilan karya Pidi Baiq.

Ketertarikan Sarah dalam film, dan performing membawa dia ke ranah dokumentasi pertunjukan, Performance Art, dan Video Art.

Bagus Septa Pratama

Tertarik pada dunia seni sejak usia dini, Bagus sangat menyukai materi-materi visual seperti ilustrasi, lukisan, foto, film. Sering terlibat dalam banyak event di Bandung seperti Pasar Seni ITB 2014 dan beberapa acara performance art sebagai videografer. Bagus juga mendalami ilustrasi dan sudah membuat 1 buku, I am Me Series.

Berasal dari Medan dan menempuh pendidikan di Desain Komunikasi Visual ITB dengan fokus Desain Grafis, kini Bagus menetap di Bandung mendirikan studio desain, Studio Singga. Sebagai desainer grafis Bagus telah mengerjakan berbagai macam project di Bandung dan berbagai tempat di Indonesia. Bersama Poemuse di pertunjukan Senandika, Bagus terlibat sebagai Tim Kreatif.

Mediatrix Avianty

Vivi menggeluti dunia pertunjukan sejak tahun 1990. Keahliannya luas baik itu kerja di balik layar mau pun di atas panggung. Lingkup kerjanya mulai dari pertunjukan musik, gelaran berbagai kompetisi, konser, wedding dan event organizer, lelang seni mau pun properti, fashion show, product launching dan gathering. Acara komersil mau pun acara amal ia kerjakan. Fasih di belakang panggung, ia juga artikulatif berperan sebagai pembawa acara, mengajar piano dan paduan suara, bahkan menjadi dubber untuk film animasi dan soundbook. Bersama Poemuse, Vivi mengambil peran penting dalam Tim Produksi.

Recent Posts

  • MENCINTAI PERBEDAAN DI PERTUNJUKAN TEATRIKAL SENANDIKA
  • Soliloqui Poemuse Indonesia
  • POEMUSE RACIK SENANDIKA DARI PUISI, LAGU, TARI
  • PUISI YANG MENARI

Follow Us

  • View poemuse.id’s profile on Facebook
  • View poemuse.id’s profile on Instagram
  • YouTube

Poemuse Indonesia Official Website